Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun dan peneliti masih terus mencoba mencari tahu karakteristik virus Corona. Selama ini virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan ini dikenal menginfeksi saluran pernapasan. Namun menurut penelitan terbaru, COVID-19 kini diduga dapat menyerang penis dan memicu disfungsi ereksi.
COVID-19 diduga dapat menyebabkan Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah masalah kesehatan yang paling ditakuti para pria. Disfungsi ereksi adalah kondisi ketidakmampuan pria mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan intim. Gejala gangguan ereksi ini di antaranya sulit mencapai ereksi, sulit mempertahankan ereksi dan menurunnya gairah seksual. Masalah disfungsi ereksi juga dapat menjadi tanda gangguan kesehatan lain yang butuh penanganan tertentu. Umumnya, gangguan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada pria.
Para peneliti mengungkapkan tiga faktor yang diduga dapat menyebabkan timbulnya disfungsi ereksi pada pria yang menderita COVID-19, yaitu:
1. Efek vaskular
Disfungsi ereksi erat kaitannya dengan sistem sirkulasi darah dan kesehatan jantung. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi virus Corona berisiko 5 kali lebih lipat mengalami disfungsi ereksi. Dalam suatu penelitian lain, peneliti menyatakan bahwa dari sampel jaringan penis yang diambil pada pasien COVID-19 bergejala ringan dan sedang ditemukan partikel virus Corona bahkan jauh setelah pasien terinfeksi.
Salah satu efek dari COVID-19 adalah dapat memicu peradangan di seluruh tubuh terutama di sekitar jantung dan otot. Saat pasokan darah ke penis terganggu akibat peradangan atau kerusakan pembuluh darah di jaringan penis maka kondisi ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
2. Dampak psikologis
Dari segi psikologis, kegiatan seksual berhubungan dengan kesehatan mental. Sedangkan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan pasien yang sedang dalam masa penyembuhan sebagian merasa cemas, depresi dan stres. Rangsangan seksual tidak akan berpengaruh jika pria mengalami stres, depresi dan kecemasan. Kondisi ini yang diduga dapat memicu disfungsi ereksi.
3. Gangguan kesehatan secara keseluruhan
Pria yang memiliki gangguan kesehatan lain seperti diabetes dan penyakit metabolisme lainnya juga dapat memicu disfungsi ereksi. Selain itu, risiko disfungsi ereksi juga rentan dialami oleh pasien atau penyintas COVID-19 yang berusia lanjut.
Hingga kini, penelitian mengenai COVID-19 dan kaitannya dengan organ tubuh lain termasuk disfungsi ereksi masih terus berlanjut. Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menyatakan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan sementara atau permanen. Untuk itu, jangan ragu berkonsultasi jika Anda mengalami gejala disfungsi ereksi agar segera mendapat penanganan yang tepat.
Writer: Ratih
Edited by: dr. Anita Larasati Priyono
Last updated: 12-July-2021
Sumber:
- Nazario B. COVID-19 and Erectile Dysfunction: What to Know. WebMD. 2021. https://www.webmd.com/lung/covid-erectile-dysfunction
- Siegfried D, Amato D. Study: Erectile Dysfunction Is 5 Times More Likely in Men Who've Had COVID-19. Verywell Health. 2021. https://www.verywellhealth.com/erectile-dysfunction-frequency-covid-5180016
- Kassel G, Brito J. Why Lockdown Tanked Your Libido — and How to Get It Back, If You Want. Healthline. 2020. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/coronavirus-pandemic-anxiety-low-libido-change
- Kresch E, Achua J, Saltzman R, Khodamoradi K, Arora H, Ibrahim E, Kryvenko ON, Almeida VW, Firdaus F, Hare JM, Ramasamy R. COVID-19 Endothelial Dysfunction Can Cause Erectile Dysfunction: Histopathological, Immunohistochemical, and Ultrastructural Study of the Human Penis. World J Mens Health. 2021 Jul;39(3):466-469. doi: 10.5534/wjmh.210055. Epub 2021 May 7. PMID: 33988001; PMCID: PMC8255400.